Makassar, Beritakota Online - PT PLN (Persero) melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN Peduli terus berupaya untuk mendukung kegiatan yang berfokus pada inklusi sosial dan pemberdayaan kelompok difabel. Salah satunya pada momen memperingati Hari Disabilitas Internasional, PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) berkolaborasi dengan Cafe Tulus menggelar workshop handcrafting khusus untuk para penyandang tuna rungu.
Kegiatan ini berlangsung pada Jum'at, 6 Desember 2024, di Cafe Tulus, Kota Makassar, sebuah kafe istimewa yang juga merupakan binaan dari PLN Peduli. Cafe ini mengusung konsep inklusif dengan memberikan kesempatan kepada penyandang disabilitas, khususnya tuna rungu, untuk bekerja dan berinteraksi dengan masyarakat.
_Workshop_ ini dihadiri oleh belasan peserta tuna rungu yang antusias mempelajari keterampilan merajut untuk membuat aksesori berupa gantungan cermin. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada penyandang tuna rungu untuk mengembangkan keterampilan baru serta meningkatkan rasa percaya diri mereka dalam berkarya.
Salah satu pengelola Cafe Tulus, Fadli (34) mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan yang diberikan sehingga workshop untuk para penyandang tuna rungu ini dapat terlaksana.
"Kami sangat berterima kasih kepada PLN UID Sulselrabar yang telah memberikan dukungan sehingga workshop untuk para penyandang tuna rungu ini dapat terlaksana dengan baik", ungkap Fadli.
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi para peserta. "Dengan dilaksanakannya workshop ini kami berharap, mereka bisa memperoleh keterampilan baru dan dapat membuka peluang usaha baru", tambah Fadli.
Senada dengan hal tersebut, salah seorang mentor pada workshop ini, Jusmi (44) yang juga tergabung dalam Tangan Dia, suatu usaha di bidang kerajinan tangan berupa rajutan mengungkapkan dengan adanya workshop ini diharapkan dapat membantu perekonomian para peserta untuk kedepannya.
"Kami optimis setelah workshop ini para peserta terus berlatih untuk membuat kerajinan rajut yang lain, sehingga diharapkan kedepannya selain untuk dipakai sendiri hasil kerajinan bisa dijual dan dapat membantu perekonomian mereka," ungkap Jusmi.
Faizah (56), salah satu peserta workshop yang sehari-harinya bekerja sebagai penjahit menyampaikan rasa terima kasihnya bisa berkesempatan mengikuti kegiatan ini.
"Saya merasa senang sekali, bisa belajar hal baru dengan teman-teman penyandang tuna rungu lainnya. Terima kasih kepada PLN dan Cafe Tulus atas kepeduliannya kepada kami, sehingga terlaksana kegaiatan ini," ungkap Faizah.
Pada kesempatan berbeda, General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Budiono, menyampaikan komitmen PLN dalam mendukung inklusi sosial dan pemberdayaan penyandang disabilitas.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa semua orang, termasuk teman-teman disabilitas, memiliki potensi besar yang dapat dikembangkan. Kami percaya bahwa dengan mendukung kreativitas mereka, kita juga turut mendorong terciptanya masyarakat yang lebih inklusif,” ujarnya.
Budiono juga menambahkan dengan adanya workshop seperti ini, diharapkan semakin banyak inisiatif yang dapat memberikan ruang bagi penyandang disabilitas untuk berkarya dan berkembang, baik secara pribadi maupun profesional.
Editor : Andi Eka/Andi A Effendy